Senin, 07 Mei 2012

ARTIKEL

NO SMOKING!!!!!
Rokok merupakan candu yang dilegalkan di banyak negara termasuk Indonesia.  Disebut candu karena memang rokok menyebabkan ketagihan pada orang yang mengkonsumsinya. Pada tingkat yang lebih parah, akan muncul pernyataan dari seorang perokok bahwa mereka lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Di tingkat masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan, tak jarang mereka lebih mengutamakan uangnya untuk membeli rokok daripada untuk membeli lauk untuk keluarganya. Bisa dibayangkan betapa dahsyat pengaruh rokok pada diri seorang pecandu rokok.
Di sisi lain, semakin banyak orang yang menyadari  bahwa merokok merupakan kebiasaan yang buruk, namun belum bisa menghentikan kebiasaannya tersebut. Hal itu lebih disebabkan karena rokok  telah terlanjur menjadi simbol pergaulan di sebagian kalangan masyarakat. Sering kita mengetahui ungkapan terima kasih seseorang yang disampaikan dengan memberikan sebungkus rokok. Uang rokok, begitulah yang kita dengar. Sehingga tanpa disadari terjadi proses pembiasaan merokok di masyarakat. Padahal sebenarnya ada banyak mudharat dalam kebiasaan merokok ini.
PEMBOROSAN
Smoke is expensive habit. Begitulah, merokok memang merupakan kebiasaan yang mahal alias boros. Kita lihat fakta bahwa pada tahun 2008 lalu, tercatat bahwa jumlah perokok di Indonesia sudah di atas 40 juta orang. Meskipun tidak mustahil terjadi fenomena gunung es di mana jumlah perokok yang sesungguhnya bisa mencapai lebih dari itu. Maka yang terjadi kemudian adalah berapa banyak keborosan yang dilakukan oleh pecandu rokok di Indonesia.
Dengan asumsi jika seorang pecandu rokok menghabiskan 5 batang rokok per hari dan tiap batang rokok dihargai Rp 600,- maka tiap hari dilakukan pemborosan sebesar Rp 3000,-. Jika jumlah ini dikalikan dengan 50 juta orang Indonesia pecandu rokok maka tak kurang dari 150 milyar rupiah dibakar beramai-ramai  setiap harinya.
Suatu jumlah yang cukup fantastis di negara yang oleh Bank Dunia disebut sebagai bangsa miskin karena 114 juta penduduknya memiliki penghasilan kurang dari USD 2 per hari. Pemerintah RI sendiri mengklaim jumlah penduduk miskin ini “hanya” 40 juta orang dengan parameter penghasilan USD 1 per orang per hari.
Seandainya saja uang 150 milyar yang dibakar pecandu rokok beramai-ramai setiap harinya ini, digunakan untuk membangun Rumah Sangat Sederhana (RSS) seharga 20 juta rupiah, maka akan berhasil dibangun 7.500 buah rumah. Dalam  1 bulan 225.000 orang KK yang selama ini tidak memiliki rumah atau menghuni kolong-kolong jembatan dan rumah-rumah kardus akan mempunyai tempat tinggal yang layak. Bukankah akan lebih bermanfaat jika dana sebesar itu digunakan untuk mengentaskan kemiskinan yang semakin menggurita di negeri kaya sumber daya alam ini?
MEMATIKAN
Tak banyak orang tahu bahwa dalam sebatang rokok terkandung 4000 zat racun yang mematikan. Memang dalam tiap kemasan rokok bisa kita baca warning yang bertuliskan “Merokok menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin, impotensi”.  Begitu pula dalam iklan-iklan rokok dan papan reklame. Namun sepertinya peringatan seperti itu belum bisa memberikan efek jera bagi para pecandu rokok.
Padahal lagi-lagi fakta telah berbicara, racun rokok telah membunuh rata-rata 39 orang Indonesia per harinya. Dan sepertinya jumlah itu belum akan terhenti karena produksi rokok dari tahun ke tahun terus bertambah dengan pesat seiring pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 2002 produksi rokok adalah 182 milyar batang dan pada tahun 2015 nanti diprediksi produksi rokok akan semakin tidak terbendung dan bisa mencapai 260 milyar batang.
Celakanya lagi, yang mendapat efek mematikan ini tak hanya mereka yang menghisap rokok. Perokok pasif yang ada di sekitar perokok aktif mendapat resiko yang jauh lebih besar. Wanita yang tidak merokok dan anak-anak yang tidak berdosa turut menghirup racun rokok dan akan berdampak pada kesehatan mereka.
Cukai rokok yang diterima pemerintah memang besar. Pada tahun 2009  saja pemerintah mendapat 48,2 triliun. Namun sesungguhnya biaya yang digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat akibat rokok jauh lebih besar daripada itu. Pengalaman pada tahun-tahun lalu telah membuktikan hal itu.
SO, STOP SMOKING!
Membahas masalah rokok memang tidak akan habis-habisnya. Namun dari sedikit uraian di atas, bisa kita menyimpulkan bahwa rokok mengandung    banyak mudharat  dan  tidak ada manfaatnya sedikit pun. Alih-alih rokok menghilangkan stres, sebenarnya hal itu adalah efek dari adiksi atau kecanduan. Hanya 8 detik setelah hisapan pertama, para perokok akan segera mendapatkan rasa rileks yang sebetulnya adalah pemenuhan tuntutan nikotin pada syaraf-syaraf di otaknya. Ketika syaraf-syaraf tersebut menagih nikotin yang selalu disuplai lewat kebiasaan merokok, dia akan merasa tertekan dan tak dapat memusatkan pikirannya. Rasa tak nyaman itu akan hilang bila ia kembali merokok. Begitulah seterusnya, yang terjadi kemudian adalah lingkaran setan yang tak pernah berujung jika tidak ada kesadaran kita untuk menghentikannya.
Sayang jika rezeki yang kita peroleh disia-siakan tanpa manfaat. Dan lebih sayang lagi jika kita mengetahui bahwa saham sebuah perusahaan rokok terkenal beberapa tahun lalu telah dibeli 97%-nya oleh pengusaha Yahudi / Zionis. Dengan membeli rokok produksi perusahaan tersebut berarti kita telah mendukung keuangan untuk persenjataan Israel yang oleh negara ini selanjutnya digunakan untuk membunuhi saudara kita Muslim Palestina.
Fatwa haram rokok MUI selayaknya disambut dengan baik. Fatwa ini juga merupakan fatwa yang santun karena melarang merokok apalagi bila di tempat umum. Memang, karena rokok membahayakan. Mengenai hal ini, jauh-jauh hari Rasulullah telah bersabda dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa janganlah kita membahayakan diri sendiri dan janganlah kita membahayakan orang lain. Rokok terbukti membahayakan diri sendiri dan juga membahayakan orang lain.
Beberapa pihak memang mengkhawatirkan dampak fatwa ini terhadap nasib ribuan para petani tembakau dan buruh perusahaan rokok. Namun dengan berkaca dari kisah masa lalu, di mana ketika turun ayat yang mengharamkan Khamr, semua penduduk Madinah yang gemar minum khamr serentak membuang semua persediaan khamr yang ada. Madinah banjir khamr. Demikian pula saat ini, rasanya akan lebih bijak jika kita meyakini bersama bahwa bumi Allah itu luas. Rezeki tak hanya datang dari satu arah, bahkan bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka. Wallahu a`lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar