NO SMOKING!!!!!
Rokok merupakan candu yang
dilegalkan di banyak negara termasuk Indonesia.
Disebut candu karena memang rokok menyebabkan ketagihan pada orang yang
mengkonsumsinya. Pada tingkat yang lebih parah, akan muncul pernyataan dari
seorang perokok bahwa mereka lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Di
tingkat masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan, tak jarang mereka lebih
mengutamakan uangnya untuk membeli rokok daripada untuk membeli lauk untuk
keluarganya. Bisa dibayangkan betapa dahsyat pengaruh rokok pada diri seorang
pecandu rokok.
Di sisi lain, semakin banyak orang
yang menyadari bahwa merokok merupakan
kebiasaan yang buruk, namun belum bisa menghentikan kebiasaannya tersebut. Hal
itu lebih disebabkan karena rokok telah
terlanjur menjadi simbol pergaulan di sebagian kalangan masyarakat. Sering kita
mengetahui ungkapan terima kasih seseorang yang disampaikan dengan memberikan
sebungkus rokok. Uang rokok, begitulah yang kita dengar. Sehingga tanpa
disadari terjadi proses pembiasaan merokok di masyarakat. Padahal sebenarnya
ada banyak mudharat dalam kebiasaan merokok ini.
PEMBOROSAN
Smoke is expensive habit. Begitulah,
merokok memang merupakan kebiasaan yang mahal alias boros. Kita lihat fakta
bahwa pada tahun 2008 lalu, tercatat bahwa jumlah perokok di Indonesia sudah di
atas 40 juta orang. Meskipun tidak mustahil terjadi fenomena gunung es di mana
jumlah perokok yang sesungguhnya bisa mencapai lebih dari itu. Maka yang
terjadi kemudian adalah berapa banyak keborosan yang dilakukan oleh pecandu
rokok di Indonesia.
Dengan asumsi jika seorang pecandu rokok
menghabiskan 5 batang rokok per hari dan tiap batang rokok dihargai Rp 600,-
maka tiap hari dilakukan pemborosan sebesar Rp 3000,-. Jika jumlah ini
dikalikan dengan 50 juta orang Indonesia pecandu rokok maka tak kurang dari 150
milyar rupiah dibakar beramai-ramai
setiap harinya.
Suatu jumlah yang cukup fantastis di
negara yang oleh Bank Dunia disebut sebagai bangsa miskin karena 114 juta
penduduknya memiliki penghasilan kurang dari USD 2 per hari. Pemerintah RI
sendiri mengklaim jumlah penduduk miskin ini “hanya” 40 juta orang dengan
parameter penghasilan USD 1 per orang per hari.
Seandainya saja uang 150 milyar yang
dibakar pecandu rokok beramai-ramai setiap harinya ini, digunakan untuk
membangun Rumah Sangat Sederhana (RSS) seharga 20 juta rupiah, maka akan
berhasil dibangun 7.500 buah rumah. Dalam
1 bulan 225.000 orang KK yang selama ini tidak memiliki rumah atau
menghuni kolong-kolong jembatan dan rumah-rumah kardus akan mempunyai tempat
tinggal yang layak. Bukankah akan lebih bermanfaat jika dana sebesar itu
digunakan untuk mengentaskan kemiskinan yang semakin menggurita di negeri kaya
sumber daya alam ini?
MEMATIKAN
Tak banyak orang tahu bahwa dalam
sebatang rokok terkandung 4000 zat racun yang mematikan. Memang dalam tiap
kemasan rokok bisa kita baca warning
yang bertuliskan “Merokok menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan
kehamilan dan janin, impotensi”. Begitu
pula dalam iklan-iklan rokok dan papan reklame. Namun sepertinya peringatan
seperti itu belum bisa memberikan efek jera bagi para pecandu rokok.
Padahal lagi-lagi fakta telah berbicara,
racun rokok telah membunuh rata-rata 39 orang Indonesia per harinya. Dan
sepertinya jumlah itu belum akan terhenti karena produksi rokok dari tahun ke
tahun terus bertambah dengan pesat seiring pertambahan jumlah penduduk. Pada
tahun 2002 produksi rokok adalah 182 milyar batang dan pada tahun 2015 nanti
diprediksi produksi rokok akan semakin tidak terbendung dan bisa mencapai 260
milyar batang.
Celakanya lagi, yang mendapat efek
mematikan ini tak hanya mereka yang menghisap rokok. Perokok pasif yang ada di
sekitar perokok aktif mendapat resiko yang jauh lebih besar. Wanita yang tidak
merokok dan anak-anak yang tidak berdosa turut menghirup racun rokok dan akan
berdampak pada kesehatan mereka.
Cukai rokok yang diterima pemerintah memang
besar. Pada tahun 2009 saja pemerintah
mendapat 48,2 triliun. Namun sesungguhnya biaya yang digunakan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat akibat rokok jauh lebih besar daripada itu. Pengalaman pada
tahun-tahun lalu telah membuktikan hal itu.
SO, STOP
SMOKING!
Membahas masalah rokok memang tidak akan
habis-habisnya. Namun dari sedikit uraian di atas, bisa kita menyimpulkan bahwa
rokok mengandung banyak mudharat dan tidak ada manfaatnya sedikit pun. Alih-alih
rokok menghilangkan stres, sebenarnya hal itu adalah efek dari adiksi atau
kecanduan. Hanya 8 detik setelah hisapan pertama, para perokok akan segera
mendapatkan rasa rileks yang sebetulnya adalah pemenuhan tuntutan nikotin pada
syaraf-syaraf di otaknya. Ketika syaraf-syaraf tersebut menagih nikotin yang
selalu disuplai lewat kebiasaan merokok, dia akan merasa tertekan dan tak dapat
memusatkan pikirannya. Rasa tak nyaman itu akan hilang bila ia kembali merokok.
Begitulah seterusnya, yang terjadi kemudian adalah lingkaran setan yang tak
pernah berujung jika tidak ada kesadaran kita untuk menghentikannya.
Sayang jika rezeki yang kita peroleh
disia-siakan tanpa manfaat. Dan lebih sayang lagi jika kita mengetahui bahwa
saham sebuah perusahaan rokok terkenal beberapa tahun lalu telah dibeli 97%-nya
oleh pengusaha Yahudi / Zionis. Dengan membeli rokok produksi perusahaan
tersebut berarti kita telah mendukung keuangan untuk persenjataan Israel yang
oleh negara ini selanjutnya digunakan untuk membunuhi saudara kita Muslim
Palestina.
Fatwa haram rokok MUI selayaknya
disambut dengan baik. Fatwa ini juga merupakan fatwa yang santun karena
melarang merokok apalagi bila di tempat umum. Memang, karena rokok membahayakan.
Mengenai hal ini, jauh-jauh hari Rasulullah telah bersabda dalam sebuah Hadist
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa janganlah kita membahayakan diri
sendiri dan janganlah kita membahayakan orang lain. Rokok terbukti membahayakan
diri sendiri dan juga membahayakan orang lain.
Beberapa pihak memang mengkhawatirkan
dampak fatwa ini terhadap nasib ribuan para petani tembakau dan buruh
perusahaan rokok. Namun dengan berkaca dari kisah masa lalu, di mana ketika
turun ayat yang mengharamkan Khamr, semua penduduk Madinah yang gemar minum
khamr serentak membuang semua persediaan khamr yang ada. Madinah banjir khamr.
Demikian pula saat ini, rasanya akan lebih bijak jika kita meyakini bersama
bahwa bumi Allah itu luas. Rezeki tak hanya datang dari satu arah, bahkan bisa
datang dari arah yang tak disangka-sangka. Wallahu a`lam.